Ekologi dan Situs Purbakala di Sepanjang Sungai Ciliwung Menghilang

Terlantar dan dibiarkan menjadi lahan tak terurus, itulah kesan yang tampak dari Taman Hutan Rakyat Pancoran Mas Depok yang dulunya disebut Cagar Alam Pancoran Mas. Tembok pembatas yang dibangun pemkot Depok di beberapa titik terlihat roboh. Warga sekitar Tahura menyatakan pembangunan dilakukan tanpa memakai pondasi, cukup hanya membangun di atas pinggiran got yang dibangun warga secara swadaya.

Hutan perdu seluas 6 hektar ini memang kini terlihat bagaikan terhimpit oleh perumahan warga yang padat. Tidak adanya konsep pemeliharaan membuat hutan kecil ini menjadi ruang yang tak terurus dan dibiarkan begitu saja.

Kondisi menyedihkan juga terjadi pada 19 situs purbakala di sepanjang sungai Ciliwung. Pakar arkeologi UI Hasan Djafar menyatakan, situs-situs dari masa 1500 tahun sebelum masehi hingga abad ke-16 hancur karena perubahan alih fungsi lahan sepanjang bantaran sungai.

Pantauan tim darat dari ekspedisi Ciliwung terhadap beberapa situs penting memperlihatkan lokasi sudah berubah menjadi kawasan pemukiman padat. Hanya satu situs saja yang masih tetap utuh di tanah lapang belakang perumahan Kalibata Indah. Di tempat itu, penelitian dari Hasan Djafar menemukan adanya bekas bengkel pandai besi dari abad sebelum masehi.

Kalangan arkeolog menyayangkan ketidakpedulian pemerintah terhadap situs bersejarah di sepanjang bantaran sungai Ciliwung. Padahal, penelitian untuk mengungkap situs itu belum terselesaikan.

Sumber: www.kompas.com
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul "Ekologi dan Situs Purbakala di Sepanjang Sungai Ciliwung Menghilang"
Share this history on :

0 komentar:

Posting Komentar