Kong Usup Berikan Tongkat Komando pada Bung Karno

Kota Depok memiliki cukup banyak situs bersejarah yang tak jarang mengandung unsur supranatural. Salah satunya adalah makam KH Muhammad Yusuf yang terletak di areal Masjid Jami KH Muhammad Yusuf di perumahan elite Pesona Khayangan Depok.

KH Muhammad Yusuf yang dikenal dengan sebutan Kong Usup adalah guru dari pendekar Betawi, Si Pitung. Konon, Si Pitung sering menyusuri sungai Ciliwung dengan menggunakan getek (perahu dari bambu) menuju Depok untuk belajar silat di padepokan silat Sinar Cikini.

Kong Usup juga termasuk penasihat spiritual dari Presiden pertama Ir Soekarno (Bung Karno). Tak jarang dia dijemput oleh supir pribadi Soekarno, Muhammad Arif, yang ketika itu tinggal di Jalan Raden Saleh II Jakarta Pusat. Bahkan ketika Bu Fat (Fatmawati Soekarno) melahirkan Guruh Soekarno, Kong Usup sedang berada di rumah Soekarno sebab saat itu sedang ada rapat perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai penasihat supranatural kepresidenan ketika itu, Kong Usup sempat memberikan tongkat komando kepada Soekarno. Kalau kita melihat tongkat yang sering dibawa Soekarno, itu tongkat dari Kong Usup.

Nama KH Muhammad Yusuf ini juga tak lepas dari perjuangannya melawan kolonial Belanda di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1941, Kong Usup, yang merupakan Ketua Umum Hisbullah, menyerang batalyon 10 lapangan Banteng yang merupakan markas Belanda di Batavia. Dalam penyerangan ini, dia dibantu Hisbullah, pimpinan KH Darif dari Klender.

Saat itu dia orang yang dicari pihak Belanda. Belanda yang licik berhasil menyandera kedua orang tua Kong Usup, yaitu Kong Sanen dan Putri Kecil. Kong Usup akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat kedua orang tuanya dibebaskan. Dia pun sempat menjalani hukuman di Rutan Cipinang Jakarta sebagai tahanan politik kemerdekaan RI.

Keturunan Padjajaran

Kong Usup sendiri masih keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Ibu Kong Usup bernama Putri Kecil merupakan anak dari Pangeran Kuflu. Pangeran Kuflu merupakan anak dari Putri Deknor. Putri Deknor merupakan anak dari Raden Saleh dan Raden Saleh adalah anak dari Pangeran Jayakarta.

Pangeran Jayakarta merupakan anak dari Raden Syarif Hidayatullah. Ibu dari Raden Syarif Hidayatullah bernama Nyi Endang Geulis, merupakan anak dari Prabu Kiansantang. Prabu Kiansantang merupakan putra dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran.

Kong Usup lahir pada tahun 1873 dan wafat pada 5 Janurai 1971. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cikini. Dia sempat mendirikan padepokan silat dengan nama Sinar Cikini. Ilmu silatnya didapat dari KH Muhiddin Parung Sapi Jasinga yang merupakan murid dari Syech Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya.

Syech Abdul Muhyi merupakan murid dari Syech Abdul Rauf Al-Bagdadi yang berguru pada Syech Abdul Qodir Jaelani Al-Bagdadi (wali kutub).

Kong Usup pindah ke Depok pada tahun 1890 dan menikah dengan Hj Aisyah yang asli dari Kampung Serap, Sukmajaya Depok. Mereka dikaruniai 3 anak yakni Hj Hapsah, Hj Aminah dan H Abdullah. Dia juga mendapat hibah tanah seluas 6,5 hektare dari masyarakat Depok. Tanah seluas itu digunakan sebagai tempat tinggal dan padepokan Sinar Cikini.

Pimpinan Yayasan As-Syifa, Ustadz Fachruddin Sholeh mengatakan makam Kong Usup ini sempat beberapa kali mau dipindahkan terkait adanya beberapa proyek pembangunan di Kota Depok. Pada tahun 1975 makam ini ingin dipindahkan karena terkena proyek pipa gas alam, namun tidak berhasil dipindahkan.

Tahun 1997 kembali makam ini harus dipindahkan karena terkena proyek pembangunan rumah mewah Pesona Khayangan, tetapi upaya pemindahan makam ini pun tidak berhasil.

“Empat beko yang digunakan untuk menguruk tanah tidak berhasil menyentuh tanah. Makam Kong Usup ini dijaga oleh 90 sancang (bala tentara) yang dipimpin oleh Prabu Sangkawang dan Prabu Galuh Wangi,” ujarnya.

Sumber: Sinar Harapan
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul "Kong Usup Berikan Tongkat Komando pada Bung Karno"
Share this history on :

0 komentar:

Posting Komentar