Menelisik “Perang Nuklir” India Kuno

Bro, tau ga kalo peradaban yang terjadi di zaman India kuno ternyata ga se-primitif yang kita bayangin…

Dua epik India kuno berbahasa Sanskrit (Mahabarata dan Rama) membuat kita bertanya-tanya akan kebenarannya yang hingga kini masih menjadi peristiwa misterius bagi dunia.

Menurut ahli arkeologi zaman sekarang, di kota kuno Mohenjodaro (Pakistan) banyak ditemui kerangka-kerangka manusia yang berserakan, banyak petunjuk menandakan seolah mereka dilanda malapetaka yang sangat dahsyat secara tiba-tiba. Di kota itulah kisah epik peperangan Ramayana bersumber berdasarkan manuskrip-manuskrip yang ditemukan.

Pada kerangka-kerangka itu terdapat sisa-sisa radioaktif yang tinggi. Begitu pula yang terjadi di kota kuno Kurusetra dan Harappa, kedua kota itu meninggalkan kesan radioaktif yang sama halnya terjadi seperti di Hiroshima dan Nagasaki.

Pada epik Mahabarata, perang Bharatayudha bagian pertama diterjemahkan seperti berikut ini:

“Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Vimana* dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa* yang sekali tembak dapat menghanguskan wilayah musuh. Seperti hujan lebat yang kencang, mengepung musuh dengan kekuatannya yang sangat dahsyat.”

“Dalam sekejap mata, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk diatas wilayah Pandawa; angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup disertai dengan debu pasir, burung-burung menjadi panik, seolah-olah langit runtuh, dan bumi merekah.”

“Matahari seakan bergoyang di angkasa, panas membara mengerikan yang dilepaskan senjata ini membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang di kawasan darat yang luas, binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan, udang dan lain-lain semuanya mati.”

“Saat Gendewa meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat pasukan musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.”

Gambaran pada perang yang kedua diterjemahkan seperti ini:

“Pasukan Alengka menaiki kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal (mungkin sejenis peluru kendali) yang ditujukan ke kota musuh. Rudal ini seperti mempunyai segenap kekuatan alam semesta, terangnya seperti terang puluhan matahari, kembang api bertebaran naik ke angkasa, sangat indah.”

“Mayat terbakar sehingga tidak mampu dibedakan lagi. rambut dan kuku terbakar mengelupas, perkakas tanah liat retak, burung-burung yang berterbangan terbakar oleh suhu tinggi. Demi untuk menghindari kematian, para pasukan terjun ke sungai membersihkan diri dan senjatanya.”

Setelah membaca bagian epik diatas, para peneliti mulai berekspedisi untuk menjelajahi bumi India dalam mengungkap misteri perang nuklir India kuno. Hasilnya cukup mengejutkan, dalam ekspedisi tersebut para peneliti menemukan reruntuhan kota yang hangus terbakar yang terletak di hulu sungai Gangga.

Pada awalnya mereka menyelidiki kejanggalan yang terdapat pada bebatuan hangus yang ditemukan diantara reruntuhan kota tersebut. Dalam kajian sains modern, proses peleburan batu memerlukan suhu diatas 1800 derajat celcius.

Begitupun hasil yang diperoleh dari salah satu tempat di belantara India, dimana disana juga ditemukan reruntuhan kota kuno dan berbagai peninggalan berupa kristal-kristal dan sisa-sisa bebatuan yang telah hangus.

Kesimpulan:

Para ahli memperkirakan bahwa di zaman dulu India mempunyai peradaban futuristik yang mutakhir, yang mungkin jauh lebih modern dari peradaban kita sekarang ini. Namun semua itu sudah tiada lagi disebabkan perang nuklir yang terjadi kala itu.

Kemajuan teknologi pada zaman India kuno hampir menyerupai teknologi yang dicapai Atlantis. Bahkan beberapa pihak meyakini bahwa kerajaan India kuno berperang dengan kerajaan Atlantis yang memang hidup sezamannya.

Dampaknya, dalam beberapa ribu tahun terakhir, peradaban India kembali lagi ke titik nol dan kembali menjadi primitif disebabkan peradaban yang maju itu lenyap dari muka bumi. Vimana sebagai pesawat tempur supercepat yang dapat menembus langit serta Gendewa yang merupakan senjata pemusnah massal telah hilang ditelan waktu. Dan kini India sedang merintis kembali menuju ke sebuah peradaban yang lebih maju lagi. Semoga sukses India.

Disarikan Dari Berbagai Sumber
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul "Menelisik “Perang Nuklir” India Kuno"
Share this history on :

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Alengka kan di epos ramayana,bkn mahabharata,gan.wah,crita nya meragukan ni.tlg ditelaah lg sumber brita anda ini.but,anyway..nice info.

madex rockfather mengatakan...

@AnonimMemang benar kata anda bung, sebab raja terakhir Alengka adalah Rahwana. Dan Rahwana memang di zaman Ramayana. quote: disitu tertulis "Gambaran pada perang yang kedua". Dan postingan ini memang bermaksud membahas 2 kerajaan tsb (mahabharata & ramayana), dan membahas India kuno pada umumnya, tdk cuma zaman mahabharata saja. Thnx atas sarannya ;)

Posting Komentar