AS ingin hidupkan Terminator?

The Terminator, robot pembunuh rekaan Hollywood kabarnya bakal mengisi barisan skuad militer masa depan Amerika Serikat (AS).

Mampukah robot-robot itu menaati kaidah-kaidah perang sebagaimana konferensi Jenewa? Itulah yang sedang dicarikan formulanya. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, militer AS menggandeng ahli robotika Inggris untuk merancang alat semacam “indera kepatuhan” pada robot-robot itu agar tidak sembarangan menerobos aturan perang.

“Pertanyaan yang ingin dijawab adalah apakah kami bisa menciptakan mesin senjata otomatis yang patuh pada aturan perang? Mampukah kami gunakan teori etika untuk membantu mendesain mesin ini,” kata Colin Allen, ahli sains dari Indiana University kepada The Telegraph. “Saatnya mulai memikirkan bagaimana teori-teori etika bisa diaplikasikan ke dalam piranti lunak yang bisa meyakinkan robot-robot itu bertindak benar sebelum terlambat,” sambungnya.

Peneliti tengah merancang sebuah software sebagai panduan pergerakan robot-robot itu. Sebuah sistem yang bisa menganalisa sendiri kapan mulai beraksi, membedakan pasukan musuh dengan sipil, atau membedakan tank baja dengan ambulans. Tak lupa aturan Konvensi Jenewa diselipkan dalam memori komputer itu sebagai panduan etika prajurit di medan perang.

Ronald Arkin, seorang ilmuwan komputer dari Georgia Tech university, dalam tulisan laporannya menyimpulkan bahwa Robot-robot tak perlu melindungi diri sendiri dan tak akan marah atau frustasi bila berada terus menerus di medan tempur. Seperti yang tengah dirasakan prajurit AS di Iraq dan Afghanistan.

Hingga kini, prajurit masa depan itu masih dirancang dibawah kendali manusia lewat komputer. Namun, militer Amerika menginginkan robot itu layaknya manusia bebas tanpa kendali siapapun. “Jika komputer bisa melatih manusia, harusnya juga bisa menggerakkan mesin itu sendiri,” kata Allen.

Namun, robot itu bisa saja melakukan kesalahan dan menjadi mesin mematikan yang bisa membunuh siapa saja. Seperti dalam film fiksi Robocop. Kritik datang dari ahli komputer dari Sheffield University, Noel Sharkey. Dia mengatakan,”Tulang belulang saya menggigil. Saya sudah bekerja sebagai agen intelijen selama berpuluh tahun, dan gagasan robot menggantikan peran manusia sungguh mengerikan. “

Negeri Paman Sam serius dengan proyek yang ditarget tuntas pada 2010 ini. Karena itu, mereka tak sayang menggelontorkan dana yang diperkirakan bakal menghabiskan USD 4 miliar (sekitar Rp 51,5 triliun).

Sumber: www.bogabi.com
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul "AS ingin hidupkan Terminator?"
Share this history on :

0 komentar:

Posting Komentar